Jika suatu hari nanti, aku dapat bertemu dengan dirimu lagi. Lebih dekat, hingga bisa menatap kacamata di wajahmu, aku ingin mengulang kenangan yang makin membiru.
Masa-masa terpaku, tanpa suara, mengalihkan wajah, seakan-akan aku dan kamu adalah orang asing di tengah keramaian. Tidak pernah saling kenal. Saat bertemu hanya mematung, hanya ada gurat mata yang menembus perasaan kita.
Jika suatu hari nanti, ada kesempatan memihakku. Ada harapan yang boleh kurengguh. Aku ingin sekali bercerita padamu. Tentang lembaran catatan harian sepuluh tahun lalu. Namamu berserakan di dalam. Tak berurut, tak pernah tersentuh, tak ada defenisi jelas bagaimana aku bisa berani menulis dua kata dari namamu.
Tapi, apakah keinginan itu lekas menjadi nyata? Apakah ada ruang kosong untuk kita duduk bersama?
(Ditunggu lima tahun lagi. Kabar baik yang bisa kudengar dari kakak berkacamata.)
***
Kirain diriku,,, khan aku berkaca mata ha ha ha
SukaSuka
Dia pake kacamata juga kak. 😂
SukaDisukai oleh 1 orang
😀😀😀
SukaSuka
Uh, manis sekali.
Semoga tulisan ini terbaca oleh kakak berkaca mata, dan matanya kemudian berkaca-kaca 😎
SukaDisukai oleh 1 orang
Aamiin. Semoga 😁
SukaSuka
Jadi termotivasi untuk berkacamata nih 🙂 🙂
SukaDisukai oleh 1 orang
Heheh, gak enak loh pak.
SukaSuka
Kenapa ini plotnya persis sama pengalaman pribadi :’)
Tulisannya manis, jadi buat saya berkhayal tentang masa lampau 🙂
SukaSuka
Duh, sama dg pengalaman pribadi kakak? Udah ketemu endingnya?
SukaSuka
Udah belum ya? Haha.. anggap aja open ending deh untuk sekarang ><
SukaDisukai oleh 1 orang
☺☺
SukaSuka